Mengenal Pulau Buru, Surga Tersembunyi di Maluku, Pernah Jadi Tempat Tahanan Politik

Mengenal Pulau Buru, Surga Tersembunyi di Maluku, Pernah Jadi Tempat Tahanan Politik

Nasional | BuddyKu | Jum'at, 28 April 2023 - 08:47
share

JAKARTA, iNews.id - Pesona keindahan alam yang ada di Maluku selalu menarik untuk dijelajahi. Maluku tidak hanya memiliki destinasi wisata pantai dan pegunungan, di sini ada satu pulau yang dulu dikenal menyeramkan kini jadi tempat wisata.

Siapa yang tak kenal dengan nama Pulau Buru? Nama pulau ini terkenal sebagai lokasi pembuangan atau pengasingan para tahanan politik. Pulau Buru semakin melejit ketika dijadikan series novel oleh penulis besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer.

Tetralogi Buru berisikan 4 buku yang ditulis Pram selama menjalani masa tahanan di Pulau Buru. Salah satu bukunya yang paling laris adalah Bumi Manusia dan berhasil diangkat ke layar lebar pada 2019.

Penasaran seperti apa pesona Pulau Buru yang ada di Maluku ini? Berikut ulasannya dirangkum pada Jumat (28/4/2023).

Pulau Buru di Maluku

Buru merupakan pulau yang berada di Maluku. Menilik secara geografis, pulau ini berada di sebelah barat Pulau Seram dan sebelah barat laut Pulau Ambon. Selain itu, ada juga beberapa pulau kecil di sekitar Pulau Buru, yakni Ambalau, Manipa, Kelang, dan Buano.

Kini, Pulau Buru memiliki 2 wilayah pemerintahan administratif setingkat kabupaten. Kedua wilayah tersebut adalah Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan. Melansir jurnal Kapata Arkeologi (2012) terbitan Balai Arkeologi Ambon, disebutkan Pulau Buru memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak kejayaan Kesultanan Ternate di kisaran tahun 1570-an. Pulau ini lantas mendapat pengaruh dari Kesultanan Ternate.

Adapun contoh pengaruh yang ditanamkan di Pulau Buru terlihat dari hadirnya perwakilan Sultan Ternate di pulau ini. Gelar yang dimiliki perwakilan tersebut adalah Sangaji atau Gimelaha (Kimelaha). Bukan hanya Pulau Buru, ada wilayah lain yang juga mendapat pengaruh dari Kesultanan Ternate, seperti Pulau Seram, Manipa, Buano, dan Kelang.

Pada 1512, ekspedisi Francisco Serrao tercatat sebagai upaya awal bangsa Eropa dalam mencari pusat produksi cengkih. Pulau Buru adalah salah satu tempat yang dijadikan lokasi persinggahan. Kala itu, para pelancong melakukan perjalanan dari Gresik menuju Ambon, kemudian ke Seram, sebelum akhirnya berlabuh di Banda. Pulau ini juga dianggap penting dalam konteks perdagangan rempah karena menjadi salah satu sentra produksi cengkih di Maluku.

Catatan historis Pulau Buru berlangsung dalam beberapa periode, yakni periode awal kedatangan bangsa Eropa, periode VOC dan pemerintahan Hindia-Belanda, periode pendudukan Jepang, dan periode dijadikannya Pulau Buru sebagai lokasi penahanan tahanan politik.

Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Pulau Buru menjadi tempat pembuangan para tahanan politik yang disebut terlibat dalam peristiwa G30S/PKI.

Selama masa orde baru, Pulau Buru dianggap sebagai gulag atau lokasi pembuangan sekaligus mekanisme untuk menindas oposisi terhadap rezim Orba. Sebelumnya, pulau ini juga digunakan sebagai kamp konsentrasi oleh pemerintah Hindia Belanda ketika pemberontakan PKI meletus di tahun 1926 sampai 1927.

Memiliki sejarah yang sangat panjang, Pulau Buru termasuk dalam jajaran lokasi wisata indah di Indonesia yang wajib dikunjungi. Terdapat Pantai Jikumerasa, Bukit Tatanggo, Pantai Wali, Pantai Baikolet, dan Teluk Bara yang menjadi tujuan wisata favorit wisatawan saat mengunjungi Pulau Buru.

Itulah seputar sejarah dan keindahan di Pulau Buru Maluku.

Topik Menarik