Masuk Top 4 MasterChef Indonesia Season 12, Hovit : Aku Akan Bertarung Habis-habisan!
JAKARTA - Memasuki babak akhir kompetisi memasak paling bergengsi di Indonesia, MasterChef Indonesia Season 12, salah satu kontestan yang berhasil mencapai Top 4, Hovit, membagikan kisah perjuangan, persiapan, dan refleksi atas perjalanannya.
Dalam wawancara bersama Okezone, Hovit mengungkapkan bahwa berada di posisi empat besar merupakan pencapaian yang luar biasa, namun juga menjadi tantangan yang penuh tekanan.
Persiapan Sederhana, Tapi Penting: Tidur Cukup dan Belajar Resep!
Menjelang babak penentuan menuju grand final, Hovit memiliki strategi persiapan yang bisa dibilang cukup sederhana, namun esensial.
“Intinya sih aku cukup tidur dulu sih ya biar bisa konsentrasi nih nanti di galeri. Itu persiapanku yang paling sederhana,” ungkapnya.
Ia menyadari l, bahwa kondisi fisik dan mental yang prima sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan-tantangan masak di galeri MasterChef.
Selain itu, ia juga mengaku terus memperdalam pengetahuan resep-resep makanan.
Baginya, pemahaman teknik memasak dan keberagaman resep menjadi kunci penting untuk dapat bersaing dengan para kontestan lainnya yang tak kalah hebat.
Menghadapi Saingan Hebat di Top 4
Dalam perjalanannya mencapai Top 4, Hovit menyadari betapa beratnya persaingan di antara para finalis. Ia secara jujur mengakui bahwa Fajar dan Desy merupakan dua rival terberatnya.
“Jadi saingan terberatku itu ada Fajar dan Desy. Menurut aku itu yang paling berat sih. Mereka berdua tuh selalu menang,” kata Hovit.
Ia mengagumi kemampuan Fajar yang dianggap sangat konsisten dalam berbagai tantangan. “Kalau Fajar challenge itu banyak kali menang. Tapi memang kelihatan hasil makanan buatannya itu bagus,” lanjutnya.
Sementara itu, Desy menurut Hovit memiliki kekuatan utama di soal rasa. “Kalau Desy soal rasa. Desy kaya kemaren itu aku lihat juri selalu senang karena rasa masakannya dia. Jadi tekstur udang yang dia buat, cumi yang dia buat itu enak sekali,” tuturnya.
Desy dikenal dengan ciri khasnya yang kuat di masakan Korea, sementara Fajar memiliki keunggulan yang merata di berbagai kategori dessert, main course, hingga masakan gurih (savory).
“Baru kemana-mana dia, itu yang paling ngeri tuh. Dessert good, maincourse good, savory good. Nah itu yang paling sulit dilawan tuh," tambahnya.
Tak hanya Desy dan Fajar, Hovit juga menilai Danny sebagai lawan yang sangat unik. “Kalau Danny dia itu konseptor ya. Jadi dia kalau buat makanan dia selalu buat berbeda dan pasti bagus. Jadi semuanya ada punya kekuatan masing-masing,” ujarnya.
Mental Juara vs Mental Kalah
Berada di antara para koki amatir terbaik se-Indonesia membuat Hovit mengaku sulit untuk percaya diri sepenuhnya.
“Jujur aku sangat sulit sih percaya diri di Top 4. Karena yang aku lawan ini semuanya hebat-hebat,” ungkapnya dengan rendah hati.
Namun demikian, ia menyiapkan mental dengan cara yang cukup unik dan bijaksana. “Kalau aku masuk grand final aku akan bertarung habis-habisan. I do my best. Karena kalau di dunia kompetisi yang selalu aku persiapkan adalah mental kalah,” ujarnya tegas.
“Ya kalau mental juara gampang lah. Tinggal seneng aja, yee menang gitu,” tambahnya sambil tertawa.
Perjalanan Hovit di MasterChef Indonesia Season 12 menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama mereka yang percaya bahwa keberhasilan tidak hanya datang dari bakat semata, tetapi juga dari kerja keras, persiapan mental, dan kerendahan hati.
Dengan semangat bertarung dan tekad yang besar, Hovit siap memberikan penampilan terbaiknya. Apakah ia akan berhasil masuk ke grand final? Para penggemar MasterChef tentu tak sabar menantikan kejutan dari kontestan satu ini.