Kumpulan Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat Penuh Motivasi Hijrah

Kumpulan Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat Penuh Motivasi Hijrah

Olahraga | BuddyKu | Kamis, 20 Juli 2023 - 09:52
share

JAKARTA, iNews.id - Bulan Muharram merupakan bulan mulia dan ladang amal bagi Muslim untuk meraih pahala. Beragam keutamaan dan amalan Bulan Muharram ini bisa disimak dalam contoh teks Khutbah Jumat Bulan Muharram dalam akrtikel berikut.

Bulan Muharram merupakan satu dari empat bulan mulia (haram) bagi umat Islam dan disebut juga sebagai bulannya Allah atau Syahrullah.

Sesuai kalender nasional, 1 Muharram 1445 H jatuh pada hari Rabu, 19 Juli 2023. Di Bulan Muharram ini, Muslim dituntut untuk lebih baik lagi dalam beribadah dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Muslim perlu berhijrah dari perbuatan-perbuatan yang melanggar ajaran agama dan bertekad menjadi Muslim sejati.

M Aqil Haidar MH dalam buku Fiqih Shalat: Khutbah Jum\'at menyatakan, khutbah Jumat merupakan bagian tidak terpisahkan dalam pelaksanaan sholat Jumat. Para ulama sepakat bahwa Khutbah Jumat merupakan syarat sah dari sholat Jumat. Tanpa dua khutbah, sholat Jumat dinilai tidak sah.

Khutbah Jumat dilakukan sebelum sholat Jumat. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan khutbah sholat Idul Fitri dan Idul Adha.

Berikut kumpulan contoh teks khutbah Jumat Bulan Muharram singkat penuh motivasi hijrah dilansir dari Simbi Kemenag.

1. Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram Momen Terbaik Tingkatkan Ketakwaan

Khutbah Pertama

: : : .

Jamaah rohimakumulloh

Hadirin jamaah shalat Jumat yang insyaallah selalu berada dalam lindungan Allah Swt. Mari kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Swt, di setiap waktu dan di setiap tempat di mana pun kita berpijak.

Khutbah
Khutbah Jumat Bulan Muharram. (Foto: Freepik)

Hanya atas izin dan kehendak-Nya jua, kita mendapatkan berbagai macam nikmat yang tak terhingga dan ternilai harganya, terlebih lagi nikmat iman dan Islam.

Dengan kedua nikmat inilah, kita hadir di sini dan semoga kita selalu termasuk golongan hamba-Nya yang senantiasa mendapatkan hidayah serta inayah dalam kehidupan sehari-hari hingga akhir hayat dan dalam kehidupan setelahnya.

Shalawat dan salam juga senantiasa kita lafalkan setiap saat untuk insan terbaik di muka bumi ini, Nabi Muhammad saw., beserta keluarga dan para sahabatnya. Dengan semua petunjuk dan keteladanan yang telah diberikan, kita mampu memahami agama ini dengan benar dan menjadi seorang muslim yang baik.

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat pada diri sendiri dan para hadirin sekalian, untuk selalu memperkukuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. dalam segala aspek kehidupan, bukan hanya dalam aspek ritual ibadah atau keagamaan.

Sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Swt,

Saat ini, kita sudah memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H. Bulan Muharram termasuk bulan yang mulia.

Menurut Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshrah juz 2 halaman 6, bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini.

Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqadah, dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah:36:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. (QS at-Taubah: 36)

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya.

Hadirin rohimakumulloh

Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah. Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari Asyura.

Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, Juz 8 halaman 9 menjelaskan sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim:

: : :

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: Rasulullah SAW hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan Asyura, kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari dimana Allah memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Firaun, maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari Asyura.

Dalam riwayat lain, para sahabat kemudian bertanya pada Nabi, bahwa hari Asyura adalah hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani. Kemudian Nabi bersabda: Insya Allah tahun depan kita berpuasa di hari yang ke-9 (tasua).

Dari beberapa riwayat hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa di hari ke-9 dan hari ke-10 atau Asyura di bulan Muharram.

Jamaah rohimakumulloh

Mengapa hari Asyura disebut dengan Asyura (sepuluh)? Badaruddin al-Aini dalam kitab Umdatul Qari Syarah Shahih Bukhari, juz 11, halaman 117, beliau menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari Asyura Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya.

Yaitu (1) kemenangan Nabi Musa atas Firaun, (2) pendaratan kapal Nabi Nuh, (3) keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, (4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, (5) keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan, (6) kelahiran Nabi Isa AS, (7) ampunan Allah untuk Nabi Dawud, (8) kelahiran Nabi Ibrahim AS, (9) Nabi Yaqub dapat kembali melihat, dan (10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.

Jamaah rohimakumulloh

Puasa hari Asyura sangat dianjurkan karena memiliki beberapa keutamaan, Imam Turmudzi meriwayatkan hadits hasan dalam kitab Sunan Turmudzi juz 2 halaman 109, bahwa orang yang berpuasa di hari Asyura akan mendapatkan ampunan dari Allah. Sebagaimana sabda Nabi:

: ( : : ) . :

Suatu ketika seorang laki-laki bertanya pada Nabi, apa yang akan engkau perintahkan kepadaku wahai Nabi setelah saya berpuasa di bulan ramadhan? Nabi bersabda: Berpuasalah di bulan Muharram, Muharram adalah bulan milik Allah, di bulan itu Allah menerima taubat satu kaum dan menerima taubat kaum yang lainnya. (HR. Tirmidzi)

Selain itu, Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits sahih dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz 1 halaman 553, bahwa barang siapa puasa di hari Asyura akan dihapus kesalahan satu tahun yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi:

:

Berpuasa di hari Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu (HR. Ibnu Majah).

Hadirin rohimakumulloh

Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshrah juz 2 halaman 6 menyimpulkan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang mulia, hari Asyura adalah hari yang mulia. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, momen yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan.

Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji.

Semoga kita dapat menjadi orang yang selalu berhijrah menuju kebaikan dan menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat, agama, dan bangsa. Aamiin.

.

(Oleh Ustaz Yudi Yansyah SPd.i, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng, Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi).

2. Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram tentang Motivasi Hijrah

Khutbah I

: : : .

Alhamdulillah, tidak lama lagi akan memasuki tahun baru Hijriah, yaitu bulan Muharram 1444 H. Perlu kita syukuri karena bulan Muharram termasuk bulan yang mulia. Menurut Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshrah juz 2 halaman 6, bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya.

Khutbah
Khutbah Jumat Bulan Muharram penuh makna. (Foto: Freepik)

Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini. Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqadah, dan Rajab.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah:36:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. (QS at-Taubah: 36)

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau menyatakan:

:

Artinya: Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak.

Hadirin rohimakumulloh

Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah . Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari Asyura. Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, Juz 8 halaman 9 menjelaskan sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim:

: : :

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: Rasulullah hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan Asyura, kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari dimana Allah memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Firaun, maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari Asyura.

Dalam riwayat lain, para sahabat kemudian bertanya pada Nabi, bahwa hari Asyura adalah hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani. Kemudian Nabi bersabda: Insya Allah tahun depan kita berpuasa di hari yang ke Sembilan. Dari hadits tersebut di atas, Imam Syafii berpendapat bahwa disunnahkan berpuasa di hari Sembilan dan sepuluh di bulan Muharram. Karena Nabi telah melaksanakan puasa di hari Asyura dan berniat puasa di hari ke Sembilan di bulan Muharram (dikutip Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim juz 8 halaman 9).

Dari beberapa riwayat hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa di hari ke Sembilan dan hari Asyura di bulan Muharram.

Jamaah rohimakumulloh

Mengapa hari Asyura disebut dengan Asyura (sepuluh)? Badaruddin al-Aini dalam kitab Umdatul Qari Syarah Shahih Bukhari, juz 11, halaman 117, beliau menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari Asyura Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. Yaitu (1) kemenangan Nabi Musa atas Firaun, (2) pendaratan kapal Nabi Nuh, (3) keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, (4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, (5) keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan, (6) kelahiran Nabi Isa AS, (7) ampunan Allah untuk Nabi Dawud, (8) kelahiran Nabi Ibrahim AS, (9) Nabi Yaqub dapat kembali melihat, dan (10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad , baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.

Jamaah rohimakumulloh

Puasa hari Asyura sangat dianjurkan karena memiliki beberapa keutamaan, Imam Turmudzi meriwayatkan hadits hasan dalam kitab Sunan Turmudzi juz 2 halaman 109, bahwa orang yang berpuasa di hari Asyura akan mendapatkan ampunan dari Allah . Sebagaimana sabda Nabi:

: ( : : ) . :

Suatu ketika seorang laki-laki bertanya pada Nabi, apa yang akan engkau perintahkan kepadaku wahai Nabi setelah saya berpuasa di bulan ramadhan? Nabi bersabda: Berpuasalah di bulan Muharram, Muharram adalah bulan milik Allah, di bulan itu Allah menerima taubat satu kaum dan menerima taubat kaum yang lainnya. (HR. Tirmidzi)

Selain itu, Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits sahih dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz 1 halaman 553, bahwa barang siapa puasa di hari Asyura akan dihapus kesalahan satu tahun yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi:

:

Berpuasa di hari Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu (HR. Ibnu Majah).

Hadirin rohimakumulloh

Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshrah juz 2 halaman 6 menyimpulkan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang mulia, hari Asyura adalah hari yang mulia. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, momen yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan. Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji. Abu Sulaiman sebagaimana dikutip Abu Naim dalam kitab Hilyatul Auliya juz 9 halaman 269 menyatakan:

Barangsiapa hari ini keadaannya masih sama dengan kemarin, maka ia dalam keadaan kurang baik.

Dari pernyataan tersebut, mari kita bangkitkan motivasi kita untuk berubah dan berhijrah ke perilaku yang baik, semakin merekatkan persaudaraan, memanfaatkan potensi yang kita miliki sesuai dengan profesi masing-masing untuk membantu orang lain, membantu agama, dan membantu negara. Seseorang hamba akan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah selama ia bermanfaat dan membantu kesusahan saudaranya. Semoga kita dapat menjadi orang yang selalu berhijrah menuju kebaikan dan menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat, agama, dan bangsa. Aamiin.

.
((Oleh Ustaz Yudi Yansyah SPd.i, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng, Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi).

3. Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram tentang Pahala bagi Orang Berhijrah

Khutbah I

, , , , . .

: } : .

Jamaah Jumat rohimakumulluh

Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas, khusyu, lagi penuh tawakkal juag menjauhi larangan Allah SWT dengan semangat berhijrah dari kebiasaan buruk menuju kebiasaan yng teruji dan diridloi Allah. SWT. Sholawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Jamaah Jumat rohimakumulluh

Saat ini kita memasuki tahun baru Islam yakni tahun 1443 Hijriyah. Itu berarti kita memasuki tiga dimensi yaitu dimensi usia bertambah, kedua semngat jihad berhijrah dan yang ketiga dimensi masa yang mulia karena Muharram termasuk 4 bulan yang mulia sebagimana dijelaskan dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 36 bahwa:

Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah dua belas dan di antara bulan tersebut terdapat empat bulan yang suci. Empat bulan mulia itu dijelaskan oleh Rasulullah SAW sebgaimana termaktub dalam Hadits Bukhori-Muslim yaitu dalam hal bulan haram yang dijelaskan Nabi Muhammad adalah Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Jamaah Jumat hadaniyallah waiyyakum

Secara bahasa, kata hijrah berasal dari bahasa arab hijratan berbentuk isim mashdar dari kata hajara-yahjuru-hajran yang artinya berupa tarakahu atau meninggalkan serta Qataahu yang artinya memustuskan.

Sedangkan menurut istilah hijrah dalam perspektif historis mengandung dua makna yakni pertama, hijrah berarti berrpindah dari daerah yang menakutkan ke daerah yang aman. Kedua, hijrah berarti berpindah dari daerah kekufuran menuju daerah mukmin.

Ayat tentang hijrah tersebar dalam 17 surat dan 27 ayat serta disebutkan secara keseluruhan sebanyak 32 kali dengan berbagai derivasinya. Di antaranya yang dominan memotivasi sesorang untuk berhijrah.adalah surat Al-Baqarah: 218

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Jamaah Jumat hadaniyallah waiyyakum

Dalam kitab Fath al-Bari, hijrah dapa dibedakan menjadi dua macam yakni hijrah secara lahir dan hijrah secara batin. Hijrah secara batin adalah hijrah berarti meningalkan sesuatu yang mendorong nafsu amarah dalam melaksanakan kejahatan dan mengikuti jejak setan. Sedangkan secara lahir, hijrah berarti menghindar dari berbagai fitnah dengan mempertahankan agama.

Maka hijrah di jalan Allah merupakan proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam proses tersebut, Istiqamah menjadi fase paling penting yang perlu dijaga ketika seseorang telah bertekad untuk berhijrah. Hijrah tidak hanya dimaknai dalam pengertian sempit perubahan penampilan fisik semata.

Sebab, hijrah yang dilakukan hanya sebatas perubahan penampilan tanpa dibarengi dengan penataan hati, maka yang terjadi adalah kesombongan religiusitas, merasa paling benar dan menganggap rendah orang-orang yang belum mendapat hidayah.

Seperti fenomena hijrah dewasa ini yang ramai di media sosial adalah fenomena hijrah kaum muda, pelajar, mahasiswa dan kalangan professional, bahkan kalangan artis.

Di sisi lain, gairah hijrah menjadi daya kekuatan untuk taat mengamalkan kewajiban dan sunnah, di sisi lain tidak sedikit fenomena hijrah juga ditampakkan dalam atribut kesalehan lahiriah, semisal dari tidak berjilbab sama sekali menjadi berjilbab lebar-lebar, tidak berjenggot hingga memanjangkannya lebat-lebat, dan semisalnya.

Maka batasan dan makna hijrah harus direoriantasi menuju hijrah secara substansial. Hijrah dengan penampilan adalah hal terrendah dalam Islam, yang utama adalah Istikamah dan menyebar kedamaian.

Oleh karena itu, yang terpenting dari memaknai gerakan dan fenomena hijrah adalah menyelami substansinya. Jangan sampai kita terjebak pada gerakan euphoria semata, karena banyak orang yang hijrah, lantas ikut-ikutan hijrah tanpa memahami makna sebenarnya.

Jamaah Jumat hadaniyallah waiyyakum

Tradisi Hijrah dalam catatan Sejarah Islam dilakukan oleh para nabi, ulama, dan orang-orang saleh. Nabi Nuh as diutus dan berdakwah ditengah-tengah kaumnya selama 950 tahun, akan tetapi ironisnya jumlah kaum pengikut nabi Nuh tidak bertambah, sedangkan jumlah kaum kafir justru bertambah dan menentangnya.

Sampailah saatnya Allah swt memerintahkan kepada Nabi Nuh as, untuk membuat bahtera. Lalu segeralah Nabi Nuh as, membuatnya. Setelah selesai menyelesaikan perakitan (pembuatan) kapalnya Nabi Nuh as, menerima wahyu hijrah menyelamatkan diri bersama pengikutnya manaiki bahtera, Seperti dijelaskan dalam QS Hud: 40.

Nabi Ibrahim as, hijrah ke Syam setelah kaumnya menginginkan untuk membakar Nabi Ibrahim as, dan mengharapkan kebinasaanya. Nabi Ibrahim juga berhijrah ke Mesir ketika terjadi paceklik berkepanjangan. Selain itu Nabi Ibrahim as, bersama anaknya Ismail dan Istrinya Hajar ke Mekah untuk membangun Baitullah.

Nabi Musa as, setelah sekian lama tinggal di Mesir untuk menyeru kepada Firaun dan para pengikutnya agar beriman kepada Allah swt., akan tetapi mereka menolak seruan itu bahkan selalu mendapatkan tekanan, siksaan, intimindasi dan lain sebagainya, saat itu Allah swt, memerintahkan Musa as, untuk meninggalkan Negeri Mesir beserta Bani Israil menuju Madyan.

Imam Syafii hijrah ke Mekah untuk menuntu ilmu kepada para ulama alhi Fiqh serta ahli Hadits disana sampai Ia memiliki kedudukan yang tinggi.

Jika dicermati hijrah yang tercover dalam catatan sejarah orientasi secara seubstansial adalah untuk menjaga keimanan, menjauhi larangan Allah, menuntut ilmu dan menata kehidupan sosial yang lebih berahlak dan beradab.

Jamaah Jumat rohimakumulluh

Jika oreientasi substansial tersebut disertai niat dan tujuan yang murni, sadar dan ikhlas, maka maka Allah menjanjikan 4 balasan bagi orang-orang yang berhijrah yaitu;

1. Diberi keluasan Rezeki

Sebagaimana dijelaskan dalam surat Annisa:100

Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2. Dihapuskan Dosa-Dosanya

Di antara nikmat yang Allah janjikan kepada kaum Muhajirin adalah dihapuskan kesalahan-kesalahan dan di ampuni dosa-dosa mereka. Allah berfirman dalam surat Ali Imran: 195

3. Ditinggikan Kedudukan dan Derajatnya di Sisi Allah

Allah berjanji bagi orang-orang yang mendapatkan keutamaan Iman, hijrah, serta jihad dijalan-Nya dengan harta dan jiwa mereka, mereka akan mendapakan derjat yang mulia disisi Allah swt,. Allah berfirman dalam surat Attaubah: 20

Oang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan

4. Mendapatkan Jaminan Surga

Diantara nikmat yang Allah SWT, janjikan kepada Muhajirin adalah akan diberikannya surga yang akan kekal didalamny. Allah berfirman,

Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari pada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal.

Demikianlah khutbah ini. Mudah-mudahan khutbah ini dapat kita hikmati bersama dan semoga kita tercatat sebagai insan yang senntiasa menjaga hijrah dengan istiqomah dan menyebar kedamaian. Amin ya rabbal alamin

. , ,

(Oleh Ketua LDNU Kabupaten Cirebon H Ahmad Zuhri Adnan)

4. Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram dan Keutamaannya

Khutbah I


, , , , . .

: } : .


Jamaah Jumah yang dirahmati Allah Swt.
Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya untuk Allah, Dzat yang memberikan kita karunia dengan berbagai kenikmatan, baik iman, Islam, ihsan, juga nikmat kesehatan dan ketergerakan hati untuk kebaikan.

Sholawat beriring salam semoga tercurahkan selalu sepanjang masa untuk baginda Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing diri kita untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Pada kesempatan ini, tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri juga kepada para jamaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah Swt dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dan sekuat tenaga menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Jamaah Jumah yang dirahmati Allah

Saat ini kita sudah memasuki bulan Muharram, Tahun Baru Islam. Muharram menjadi salah satu di antara asyhurul hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan. Di antara asyhurul hurum adalah Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Selain itu asyhurul hurum dalam Tafsir Ibnu Katsir juga dimaknai dengan bulan yang diharamkan perang.

Hal tersebut karena keistimewaan dan mulianya bulan ini sehingga tidak diperkenankan untuk berperang. Keistimewaan asyhurul hurum ini dijelaskan dalam Al Quran:

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. (QS at-Taubah: 36)

Di dalam bulan Muharram terdapat hari yang begitu penting bagi umat Islam dan bagi umat agama samawi lainnya. Yakni hari Asyura. Dari kata asyrah atau tanggal sepuluh. Asyura menjadi hari yang bersejarah, sebagaimana Rasulullah saw. menggambarkan pentingnya hari tersebut berdasarkan hadits:

Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw. ketika tiba di Madinah, beliau mendapati mereka (orang Yahudi) malaksanakan puasa Asyura (10 Muharam) dan mereka berkata: Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Firaun. Lalu Nabi Musa AS mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah Swt, (mendengar pernyataan orang Yahudi tersebut) maka Beliau Nabi Muhammad saw. bersabda: Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka. Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umat beliau untuk mempuasainya (H.R. Bukhari).

Islam melakukan penerimaan terhadap tradisi dan ajaran umat sebelumnya yang menghargai nilai serta arti punting Bulan Muharram. Dalam penerimaan tersebut, Rasulullah saw melakukan tahapan-tahapan untuk mengenal serta sekaligus memperkenalkan Muharram sebagai sebuah bulan penting dalam fase sejarah Islam:

Fase Pertama, saat Rasulullah berada di Makkah, beliau mendapati tradisi para penduduk Makkah sebelum mengenal Islam telah pula mengenal Puasa Asyura dan beliau menghargai tradisi tersebut.

Fase Kedua, saat Rasulullah telah berhijrah ke Madinah, Rasulullah mendapati pada tanggal 10 (sepuluh) Muharram para umat Yahudi baik itu dari Bani Nadzir, Bani Qoinuqah, Bani Quraidhah, dan bani Khaybar semuanya serentak pada hari itu tidak makan dan tidak pula minum.

Dalam pandangan Rasulullah, jika ummat Yahudi saja memperingati sejarah perjalanan dakwah Musa dengan berpuasa, maka beliau dan ummatnya seharusnya lebih berhak memperingatinya.

Fase Ketiga, puasa Asyura pernah menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Lalu Ketika turun perintah puasa Ramadhan pada surat al-Baqarah ayat 183 pada Bulan Syaban tahun kedua Hijriyyah atau 624 M, maka puasa Asyura tidak lagi menjadi sebuah kewajiban dan hanya menjadi kesunnahan.

Fase Kempat, di pengujung usia sebelum wafatnya Rasulullah saw., beliau bersabda lain isytu ila qabil, laashumanna at-tasi. (Jikalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa sembilan Muharram. Akan tetapi ternyata belum sampai tanggal dimaksud tiba, Rasulullah saw terlebih dahulu wafat, berpulang ke rahmatullah.

Meski Rasullullah saw belum sempat melaksanakan cita-cita beliau untuk puasa di tanggal sembilan Muharram, namun puasa tanggal sembilan yang disebut puasa Tasuah tetaplah menjadi hammiyah Rasulullah atau cita-cita beliau yang patut kita lestarikan.
Jamaah Jumah yang dirahmati Allah Swt.

Itulah sejarah puasa Asyura dan Tasuah pada bulan Muharram. Sebuah bulan yang mendapat pengakuan dari agama-agama samawi. Sebuah bulan yang mulia, berisi tanggal yang istimewa, serta memiliki sejarah dan kisah perjuangan para nabi dan rasul Allah Swt.
Para Jamaah sekalian dengan masuknya kita di bulan Muharram ini semoga kita senantiasa bisa meneladani arti perjuangan.

Perjuangan nabi-nabi terdahulu dalam membimbing umatnya. Jika kita saat ini belum bisa berjuang untuk umat, paling tidak kita bisa berjuang untuk membimbing keluarga kita, jika kita merasa belum bisa menjadi pembimbing keluarga kita, paling tidak dimulai dengan berjuang membimbing diri kita sendiri dalam arti membimbing hati kita untuk berusaha menjadi manusia yang mulia, manusia yang berbudi luhur sebagaimana dicitacitakan oleh Nabi Muhammad saw. Karena kasih sayang beliau kepada umatnyalah beliau menyimpan syafaatnya.

Semoga kita kelak menjadi sebagian di antara orang-orang yang mendapatkan syafaat baginda Nabi Muhammad saw. Dan Muharram ini sebagaimana menjadi titik balik para nabi yang mendapat banyak karunia dan kemukjizatan, semoga juga menjadi titik balik kita untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dunia dan akhirat. Amin amin ya Rabbbal alamin.

(Oleh: Ustaz Muhammad Barir, Kemenag)

5. Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram, Momentum Tepat Introspeksi Diri

Khutbah I

, , , , . .

: } : .

Sidang Jumat Rahimakumullah

Segala Puji bagi Allah SWT., atas rahmat dan ridha-Nya kita semua berada dalam keadaan sehat wal-afiat. Semoga limpahan berkah dan karunia yang tiada pernah putus dari-Nya, senantiasa meliputi suasana kita semua dalam melaksanakan segala aktifitas di alam dunia ini.
Shalawat dan salam atas junjungan Rasulullah Saw senantiasa kita teguhkan dalam hati dan akal kita. Semoga kita semua akan mendapatkan syafaat darinya di alam akhirat kelak nanti.

Momen 1 Muharram adalah memperingati awal hijrahnya Rasulullah Saw dari Mekah ke Yatsrib (Medinah). Rasulullah dan sahabat-sahabatnya berhijrah bukan karena ingin beristirahat dan hidup tenang, atau mencari dunia, atau mencari tempat yang aman karena takut serangan kaum kafir Quraisy.

Akan tetapi, hijrahnya Rasulullah semata-mata karena perintah Allah Swt. Kandungan ayat 89 surat al-Nisa, memberi makna bahwa : orang-orang kafir hendak menjadikan kamu menjadi kafir sebagaimana mereka. Maka berhijrahlah dengan ketentuan Allah dan berjihadlah melawan mereka.

Dengan ayat ini Umar Ibn Khattab mengancam kaum kafir jika mereka menghalangi perjalanan hijrah Rasulullah bersama para sahabat. Ketaatan Rasulullah Saw bersama para sahabatnya didalam menjalankan perintah inilah yang menyebabkan turunnya pertolongan Allah Swt, sehingga lahirlah kejayaan Islam.

Dengan peristiwa ini, khalifah Umar Ibn Khattab pada masa 4 tahun beliau berkuasa atau 17 tahun setelah peristiwa hijrah tersebut, Sahabat Umar menetapkan Tahun Hijrah bagi umat Islam sebagai tahun yang resmi digunakan untuk semua urusan dalam pemerintahannya.

Jamaah yang berbahagia

Kita yang masih hidup di zaman ini, di alam yang serba aman, dengan lingkup kemoderenan yang hampir tiada batas, perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat terbuka, kemajuan teknologi dan informasi yang menjadikan dunia ini kecil dan sempit, masihkah hijrah itu perlu untuk kita lakukan?

Ini sebuah pertanyaan yang harus mendapat jawaban. Kenyataan kehidupan yang sering tersaji untuk pendengaran dan pandangan kita saat ini, menggambarkan suasana yang telah menafikan kondisi zaman yang sedang kita jalani.

Kesejahteraan umat manusia seolah lenyap di tangan penguasa yang sejahtera. Peraturan dan pengatur tidak lagi memiliki keteraturan. Hukum dan agama tidak berada dalam ranah keteladanan. Sistem perekonomian lebih condong melatih orang untuk hidup meterialistis. Karakter budaya dan sosial hilang dari semangat kepedulian.

Ilmu pengetahuan seolah telah membelenggu kearifan, dan masih banyak lagi ketimpangan yang membuat hidup ini tidak nyaman di alam yang serba aman. Sungguh, dalam peristiwa hijrah Rasulullah terdapat suri teladan yang sangat tinggi nilainya, diantaranya adalah mengajarkan kesabaran dari segala kesulitan hidup, mengajarkan semangat perjuangan melawan hawa nafsu, dan mengajarkan umat manusia untuk senantiasa bersyukur atas nikmat kehidupan.

Dengan sabar kita akan beroleh keteguhan jiwa, dengan jihad melawan hawa nafsu kita akan beroleh keteguhan iman, dan dengan bersyukur kita akan beroleh keduanya sekaligus menegakkan rasa hidup bersama di bumi Allah ini.

Barangkali ketiga pelajaran ini, yakni sabar, jihad, dan syukur yang terkandung di dalam peristiwa hijrah Rasulullah Saw. dapat dijadikan modal utama di dalam menghadapi tantangan yang sedang kita hadapi sekarang ini.

Jamaah yang berbahagia

Dengan memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah, marilah kita semarakkan semangat persatuan demi tegaknya ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathoniyah di NKRI.
Kita lahirkan kembali sikap keteladanan yang seolah musnah ditelan gelombang egoisme sektoral yang telah melanda kondisi kita. Dengan semangat saling mengingatkan, kita suburkan nilai-nilai kebenaran, dalam bingkai syukur yang mendalam atas karunia Allah, Tuhan Rabbul Alamin. (Oleh HM Showan S Ali, Penyuluh Agama Islam Kabupaten Bone Bolango).

Itulah kumpulan contoh teks Khutbah Jumat Bulan Muharram singkat penuh motivasi hijrah.

Topik Menarik