Thunderbolts Ubah Judul Jadi The New Avengers, Pertaruhan Disney dari Ancaman Kerugian
LOS ANGELES - CEO Disney Bob Iger mengakui deretan film yang dirilis perusahaannya belum mampu kembali bersinar pascapandemi karena terlalu fokus pada kuantitas dibanding kualitas.
Terutama di lini Marvel Cinematic Universe (MCU), sinarnya belum mampu kembali seperti saat Avengers: Endgame pada 2019. Beberapa judul memang berhasil menarik perhatian penonton seperti Spider-Man: No Way Home, Doctor Strange in the Multiverse of Madness, dan yang terbaru Deadpool & Wolverine.
Sejumlah film andalan seperti Ant-Man and the Wasp: Quantumania, The Marvels, hingga Captain America: Brave New World justru menjadi proyek Marvel pertama yang merugi sejak MCU memopulerkan genre film superhero.
Namun kini, Iger menaruh harapan besar pada Thunderbolts, film terbaru yang dirilis akhir pekan lalu dan meraih pendapatan debut sebesar USD76 juta. Ia menyebut film ini sebagai contoh pertama dan terbaik dari prioritas baru Disney: mengurangi jumlah produksi demi meningkatkan kualitas.
“Kita semua tahu ketika berusaha memenuhi layanan streaming dengan lebih banyak konten, kami memaksimalkan semua lini kreatif, termasuk Marvel, untuk memproduksi lebih banyak,” kata Iger dilansir Variety, Kamis (8/5/2025).
Thunderbolts, yang menampilkan para pahlawan super kelas dua dibanding Captain America atau Thor, memang tak seheboh rilisan MCU sebelumnya. Namun film ini justru mendapat sambutan positif dari kritikus dan penonton, dengan skor 88 di Rotten Tomatoes dan nilai “A-” di CinemaScore. Para analis menilai film ini akan bertahan lama di box office, terutama karena ulasan yang kuat dan word of mouth yang positif.
Disney pun memanfaatkan momentum dengan mengungkap makna tanda bintang (*) di judul Thunderbolts. Ternyata, kelompok pahlawan yang tergabung di film ini akan dikenal sebagai The New Avengers, dan mereka dijadwalkan muncul di Avengers: Doomsday pada 2026.
“Namun dari waktu ke waktu kami belajar bahwa kuantitas tidak selalu berarti kualitas. Dan jujur saja, kami semua mengakui kehilangan fokus karena terlalu banyak memproduksi. Dengan sedikit mengonsolidasikan dan membuat Marvel lebih fokus ke film, kami yakin hasilnya akan jauh lebih baik.”
Meski masih menjadi salah satu studio terbesar di box office, Disney belakangan gagal menyamai pencapaian luar biasanya di tahun-tahun sebelumnya. Namun Iger optimistis dalam 18 bulan ke depan, performa studio akan mendekati tahun keemasan mereka di 2019, saat Disney mengantongi pendapatan global lebih dari 11 miliar dolar berkat tujuh film yang masing-masing melampaui angka 1 miliar dolar.
“Saya sangat percaya diri dengan deretan film kami yang akan datang,” ujar Iger, merujuk pada Lilo & Stitch, Zootopia 2, Fantastic Four: The First Steps, dan Avatar: Fire and Ash yang akan menutup tahun 2025.
Sementara itu, pada 2026 Disney siap menyajikan The Mandalorian and Grogu, Avengers: Doomsday, dan Toy Story 5.
“Deretan ini sangat kuat,” lanjut Iger. “Setara dengan jajaran film terbaik yang pernah saya lihat selama bertahun-tahun.”