Parade Hari Kemenangan Jadi Taruhan Besar bagi Putin, Berikut 4 Alasannya
Hari Kemenangan, yang diperingati setiap tanggal 9 Mei diRusia, merayakan kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II atas Nazi Jerman.
Hari libur nasional ini menghormati pengorbanan tentara dan warga sipil Soviet selama apa yang oleh Joseph Stalin disebut sebagai "Perang Patriotik Raya." Berikut ini sekilas sejarah di balik Hari Kemenangan dan bagaimana hari itu berkembang.
Menurut The New York Times, Hari Kemenangan adalah hari libur non-keagamaan terpenting di Rusia. Uni Soviet menderita 24 juta korban selama perang, termasuk tentara dan warga sipil—salah satu jumlah korban tewas tertinggi di antara negara mana pun. Bagi orang Rusia, hari libur 9 Mei melambangkan ketahanan, pengorbanan, dan patriotisme.
Parade Hari Kemenangan Jadi Taruhan Besar bagi Putin, Berikut 4 Alasannya
1. Gencatan Senjata sebagai Solusi
Minggu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan gencatan senjata tiga hari dengan Ukraina antara tanggal 7 dan 9 Mei di sekitar perayaan Hari Kemenangan.Gagasan itu ditolak mentah-mentah oleh Kyiv, dengan Zelenskyy menyebutnya sebagai "pertunjukan teatrikal" yang dirancang untuk meredakan isolasi internasional Rusia dan menciptakan suasana yang mendukung perayaan Hari Kemenangan di Moskow.
Zelensky dilaporkan mengatakan usulan itu bukanlah upaya serius untuk mengakhiri perang dan menegaskan kembali dukungan Ukraina untuk inisiatif yang didukung AS yang menyerukan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.
Presiden Ukraina memperingatkan bahwa sejarah pelanggaran gencatan senjata jangka pendek oleh Moskow merusak kepercayaan apa pun terhadap tawaran terbarunya. "Mereka membunuh hingga 7 (Mei), berhenti selama beberapa hari yang nyaman, lalu mulai menyerang lagi pada tanggal 11," katanya.
2. Ukraina Sudah Lancarkan Serangan Drone
Pada hari Senin, beberapa hari sebelum parade, saat gladi bersih berlangsung di ibu kota Rusia, pihak berwenang mengatakan empat pesawat nirawak dicegat semalam saat mendekati kota.Menurut laporan awal, tidak ada korban luka atau kerusakan akibat reruntuhan yang jatuh, kata Wali Kota Sergei Sobyanin di aplikasi perpesanan Telegram.
Ini bukan pertama kalinya pesawat nirawak Ukraina mencapai Moskow. Pada pertengahan Maret, otoritas kota melaporkan serangan pesawat nirawak terbesar dengan lebih dari 70 pesawat nirawak ditembak jatuh menurut pertahanan udara Rusia dan otoritas Moskow.
Menurut Zelensky, pesawat nirawak Ukraina sekarang dapat terbang jauh melampaui itu dan mencapai jangkauan 3.000 km.
Kyiv telah menggunakan pesawat nirawak jarak jauh untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia, menargetkan infrastruktur militer seperti lapangan udara, kilang minyak, depot, dan pusat logistik.
3. Pesta Kemenangan bagi Putin
Bagi Moskow, 9 Mei lebih dari sekadar pesta kemenangan. Di bawah Putin, hari itu telah menjadi salah satu hari libur umum terpenting dan demonstrasi besar kekuatan militer Rusia.Hal ini menjadi lebih simbolis sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada awal tahun 2022, karena Kremlin telah menggunakan citra dan narasi Perang Dunia II untuk menggambarkan dan mendukung invasi besar-besarannya.
Dalam perangnya melawan Ukraina, Rusia telah mengulang serangkaian slogan dan simbol yang identik dengan yang digunakan Uni Soviet dalam Perang Dunia II, seperti "Kita dapat melakukannya lagi" atau "Kita dapat mengulanginya," seperti yang terlihat banyak digunakan oleh tentara Rusia di Ukraina.
Demikian pula, pita St. George berwarna oranye-hitam, yang dulunya melambangkan kemenangan Perang Dunia II, kini telah menjadi salah satu lambang invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina yang paling dikenal dan dikenakan oleh para pendukung serangan Moskow terhadap negara tetangga tersebut.
Moskow juga secara sengaja menghubungkan kedua narasi tersebut melalui bahasa, menggunakan bahasa yang rumit untuk menciptakan istilah pengganti yang menyiratkan keagungan: misalnya, menyebut invasi besar-besarannya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" dengan cara yang sama seperti Perang Dunia II disebut sebagai "Perang Patriotik Raya" di Rusia.
4. Rakyat Rusia Suka dengan Kemenangan
Putin sendiri telah berulang kali mengklaim bahwa "rakyat Soviet berjuang sendirian" dalam Perang Dunia II, mengabaikan kontribusi sekutu.Ketika meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina, ia menyatakan tujuan utamanya adalah "denazifikasi" negara tersebut dan "perang melawan fasisme" — klaim yang tidak pernah didukung oleh bukti oleh Putin hingga hari ini.
Popularitas retorika ini dan pemuliaan Putin terhadap Hari Kemenangan memiliki istilahnya sendiri dalam bahasa Rusia: "pobedobesie," kata yang merendahkan yang berarti perayaan hiperbolik yang aneh, atau mania kemenangan.
Ukraina telah menjauhkan diri dari peringatan dan tanggal-tanggal era Soviet. Zelenskyy menandatangani undang-undang pada tahun 2023 yang memindahkan peringatan Perang Dunia II di Ukraina ke tanggal 8 Mei, yang sejalan dengan sebagian besar negara Eropa.