Sejarah Stadion Gelora Bung Karno, Situs Olahraga Ikonik Usulan Soekarno

Sejarah Stadion Gelora Bung Karno, Situs Olahraga Ikonik Usulan Soekarno

Terkini | inews | Minggu, 30 Juni 2024 - 01:02
share

JAKARTA, iNews.id - Stadion Gelora Bung Karno (GBK) merupakan situs olahraga bersejarah di Tanah Air. Stadion yang terletak di Senayan, Jakarta Pusat ini pertama kali dibangun untuk mendukung Asian Games IV pada tahun 1962.

Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno berinisiatif membangun sarana dan prasarana untuk gelaran tersebut. Akhirnya, Soekarno memilih daerah Senayan sebagai lokasi pembangunannya.

Pembangunan Stadion Gelora Bung Karno dimulai pada 8 Februari 1960, dan diresmikan pada 24 Agustus 1962. Peresmian tersebut juga bertepatan dengan pembukaan Asian Games IV yang dihadiri Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Kruschev.

Proyek pembangunan melibatkan banyak spesialis pembangunan dari Uni Soviet. Biaya pembangunan stadion dikabarkan mencapai USD12,5 juta atau sekitar Rp15,6 miliar (kurs Rp1.025).

Stadion seluas 225 hektare ini selesai dibangun pada 21 Juli 1962. Waktu itu stadion belum memiliki nama. Akhirnya, Soekarno dan beberapa menteri menyepakati Gelanggang Olahraga dan menyingkatnya menjadi Gelora Bung Karno.

Dalam sejarahnya, nama stadion Gelora Bung Karno sempat diganti. Pada masa Orde Baru, nama GBK sempat diubah menjadi Stadion Senayan. Kemudian, pada masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) namanya dikembalikan menjadi Gelora Bung Karno.

Suasana Stadion Gelora Bung Karno (foto: iNews.id/Reza Fajri)
Suasana Stadion Gelora Bung Karno (foto: iNews.id/Reza Fajri)

Selain Asian Games, gelaran internasional Games of the New Emerging Forces (Ganefo) ke-1 juga digelar di stadion ini. Tidak hanya acara olahraga saja, konser atau acara-acara besar lainnya juga sering diadakan di Stadion Gelora Bung Karno.

Pertandingan antara Persib Bandung dan PSMS Medan pada Final Perserikatan 1985, menjadi pertandingan amatir dengan kehadiran terbanyak dalam sejarah Stadion Gelora Bung Karno. Saat itu, jumlah penonton mencapai 150.000 orang.

Kemudian, pada 2016-2017 Stadion Gelora Bung Karno direnovasi dan semua bangku penonton diubah dengan kursi tunggal flip up. Kapasitasnya GBK saat ini menjadi 78.000.

Stadion GBK merupakan salah satu stadion yang paling terang di dunia dengan tingkat pencahayaan mencapai 3.500 lux.

Salah satu yang paling menonjol dari stadion ini yaitu desain atapnya. Terbuat dari baja, atap GBK berbentuk melingkar dan membentuk cincin raksasa.

Diketahui desain atap SUGBK itu juga digagas langsung Sang Proklamator. Dia tak sungkan memerintahkan arsitek dari Uni Soviet untuk membuat desain itu.

Meski demikian, gagasan tersebut sempat mental karena desain atap melingkar penuh untuk stadion dianggap tak lazim di masa itu. Arsitek Uni Soviet menegaskan stadion-stadion saat itu hanya membangun atap untuk menutupi sebagian tribun.

Namun Bung Karno tetap ngotot agar GBK menggunakan desain atap yang dia namakan "Temu Gelang". Dia memang menginginkan desain yang tidak biasa untuk memukau siapa saja yang melihatnya.

Topik Menarik