Mengenal Padas Bajul, Batu Jelmaan Siluman Buaya Penunggu Sungai Keting Jember

Mengenal Padas Bajul, Batu Jelmaan Siluman Buaya Penunggu Sungai Keting Jember

Travel | BuddyKu | Kamis, 25 Agustus 2022 - 17:10
share

MENGENAL Padas Bajul, batu jelmaan siluman buaya penunggu Sungai Keting, Jember. Padas Bajul adalah sebuah patung di Sungai Keting, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Batu ini dipercaya memiliki sisi mistis.

Nama Padas Bajul sendiri diambil dari bahasa Jawa, yakni padas yang berarti batu cadas dan bajul yang berarti buaya. Warga setempat percaya, tempat di mana batu ini berada sangat wingit atau dapat dibilang angker sebab dipercaya banyak makhluk gaib yang mendiami daerah tersebut.

Sungai Keting sendiri termasuk kategori sungai sedang jika dibandingkan dengan sungai-sungai besar di Jawa. Meski begitu, air yang menjadi sumber kehidupannya tidak dapat disepelekan dan berasal dari dua aliran sungai.

Asal usul Padas Bajul sendiri hingga kini masih simpang siur. Terdapat banyak versi yang muncul dari mitos batu ini.

Mulai dari pertikaian antara siluman penguasa di sungai Bondoyudo (Lumajang) yaitu seekor buaya besar dengan ular raksasa penunggu sungai Jatiroto (Jember). Hingga ada yang menyebutkan bahwa batu ini adalah penjaga makam dari nenek moyang warga Desa Keting.

Kemunculan Buaya Putih

Konon, setiap tahun Padas Bajul selalu meminta korban. Menurut warga sekitar, korban dijadikan adalah tumbal yang dimakan oleh buaya putih yang konon kerap menampakkan diri di hari-hari tertentu.

Salah seorang warga di daerah Jombang mengatakan, siluman buaya putih yang mendiami sungai tersebut selalu mencari mangsa dengan cara menjelma menjadi seorang kakek-kakek tua dan berpura-pura menunjukkan jalan untuk seseorang yang kebetulan berada di tempat tersebut dan bukan berasal dari daerah Keting.

Jalan yang ditunjukkan tentunya bukan jalan yang sebenarnya melainkan mengarah langsung menuju ke sungai. Saat sang korban berada di sekitar sungai, maka jelmaan orang tua itu langsung berubah menjadi buaya putih dan memangsanya.

Ilustrasi

Bahkan, apabila diadakan suatu perlombaan memancing di sungai Bondoyudo, dipercaya tidak akan ada seorang pun yang dapat menjadi pemenang atau mendapatkan ikan apabila peserta bukan orang Keting asli.