Ngeri, Ini Bahayanya Kalau Kereta Lakukan Rem Mendadak

Ngeri, Ini Bahayanya Kalau Kereta Lakukan Rem Mendadak

Travel | BuddyKu | Jum'at, 21 Juli 2023 - 08:03
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Baru-baru ini publik dikagetkan dengan kecelakaan Kereta Api (KA) menabrak truk tronton yang ada di perlintasan kereta. Mungkin ada masyarakat yang geram dan bertanya-tanya, mengapa kereta tidak ngerem untuk menghindari kecelakaan tersebut.

Dijelaskan PT Kereta Api Indonesia (KAI), rupanya ada bahaya yang mengintai apabila KA melakukan pengereman mendadak. Apa risiko bahayanya?

"Pengereman yang tidak seragam, dapat menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir atau terseret atau terguling," tulis PT KAI, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (21/7/2023).

Sebelumnya dijelaskan bahwa rem pada rangkaian KA bekerja dengan tekanan udara. Rem pada roda dihubungkan ke piston dan susunan silinder. Mekanisme yang mengurangi tekanan udara di KA, akan memaksa rem mengunci dengan roda.

Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, maka akan menyebabkan pengereman yang tidak seragam, sehingga rem bekerja lebih dulu dari titik keluarnya udara. Pengereman yang tidak seragam inilah yang dapat berisiko pada KA dan gerbong.

Di sisi lain, KA memang tidak bisa melakukan rem dan berhenti mendadak. Bahkan, bila KA sudah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini rupanya tetap tidak bisa berhenti mendadak. Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat.

"Jadi meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman," tulis PT KAI.

Selain itu, KA tidak bisa rem dan berhenti mendadak karena panjang dan bobot kereta. Semakin panjang dan berat rangkaian KA, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.

Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta, dengan bobot mencapai 600 ton, itu belum termasuk penumpang dan barang bawaannya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka akan dibutuhkan energi yang besar untuk bisa membuat rangkaian KA bisa berhenti.

Ada pula beberapa faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman. Pertama soal kecepatan kereta api, jadi semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman. Kedua soal kemiringan atau lereng dengan istilah gradient pada jalan rel.

Faktor ketiga adalah presentase gaya pengereman dan keempat jenis kereta api, misalnya kereta api penumpang atau barang. Kelima adalah jenis rem, berkaitan dengan blok komposit atau blok besi cor, serta keenam adalah faktor cuaca.

Topik Menarik