Mengenal 5 Subsuku Batak Beserta Tradisi dan Marganya
BATAK merupakan salah satu etnis terbesar di Indonesia yang dikenal memiliki sifat tangguh, kebudayaan khas dan menonjol. Suku Batak banyak tinggal di Sumatera Utara.
Batak terbagi atas beberapa subsuku seperti Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, dan Mandailing.
Kelima subsuku Batak tersebut memiliki perbedaan dari segi bahasa, tradisi adat, marga, yang beragam dan mempesona.

Dirangkum dari beberapa sumber, berikut 5 subsuku Batak.
1. Batak Toba
Batak Toba berasal dari sekitar Danau Toba. Wilayah persebaran utamanya meliputi Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kota Pematangsiantar, Kota Sibolga, Kabupaten Asahan, dan Kota Medan.
Masyarakat Batak Toba (Instagram @musa_rajekshah)
Batak Toba dipercaya paling banyak populasinya dibandingkan subsuku Batak lainnya. Batak Toba dikenal dengan tradisi Mangulosi sebagai simbol tali persaudaraan. Biasanya hampir di tiap upacara adat Toba menggunakan tradisi ini seperti pernikahan, upacara kematian, dan lainnya.
Bahasa yang digunakan juga berbeda dari keempat etnis lainnya, salah satu istilah dari simbol batak ini adalah Horas artinya salam. Hingga adat-istiadat dari kelimanya juga berbeda.
Keturunan marga dari Batak Toba juga beragam salah satunya seperti Sinaga-Toba, Simanjuntak, Sihombing, Silalahi, Sitorus, Sitanggang, Silaban, dan lainnya.
2. Batak Karo
Batak Karo disebut juga Bangso Karo. Dalam Batak Karo ada istilah Mejuah-juah yang berarti sehat sejahtera lahir batin, atau seperti kata salam terhadap sesama.
Wanita mengenakan pakaian adat dan ulos Batak
Dalam etnis batak ini terdapat salah satu tradisi yaitu Ngampeken Tulan-tulan, di mana sebuah upacara yang dilakukan untuk mengambil tulang tengkorak dan dipindahkan ke pemakaman yang lebih baik, dan tradisi lainnya.
Mamah Nada Berpetualang di Pantai Ambalat! Serunya Cari Kerang Sambil Belajar Cinta Lingkungan
Keturunan marga dari Karo dikenal juga Merga Silima di antaranya seperti Ginting, Karo Karo, Perangin Angin, Sembiring, Tarigan, dan sub marga lainnya.
3. Batak Pakpak Dairi
Batak Pakpak Dairi penyebaran utamanya di Kabupaten Pakpak, Kabupaten Dairi, hingga ke Aceh.
Tradisi adat Pakpak dikenal juga dengan istilah Kerja Baik seperti Merbayo (pernikahan), Menanda Tahun (upacara menanam padi). Lalu terdapat juga Kerja Jahat seperti Mate Ncayur Ntua (upacara kematian), dan tradisi lainnya.
Batak Pakpak disebut juga Pakpak Silima Suak yang terdiri atas Pakpak Klasen, Simsim, Pegagan, Keppas, dan Boang. Selain itu keturunan marga dalam etnis ini seperti Saing, Sagala, Maibang, Munthe, Dabutar, Bintang, dan sub marga lainnya.
Taman wisata di Dairi
4. Batak Simalungun
Batak Simalungun menggunakan bahasa Hata sebagai bahasa ibu. Masyarakat Simalungun tersebar luas di Sumatera Utara. Mereka dikenal juga Si Balungu.
Batak Simalungun memiliki tradisi Paabingkon, yaitu sebuah upacara adat yang dilakukan kepada cucu pertama yang belum memiliki adik harus di Paabingkon kepada kakek atau neneknya, dan tradisi lainnya.
Terdapat 4 marga asli Batak Simalungun yang disebut Sisadapur yang terdiri atas Sinaga-Simalungun, Saragih, Damanik, dan Purba. Selain itu terdapat sub marga lainnya seperti Ambarita, Girsang, Malau, Sidabalok, dan lainnya.
5. Batak Mandailing
Keturunan suku Batak Mandailing ini berada di daerah Selatan, Sumatera Utara. Keturunan marga dari Mandailing terdiri atas Babiat, Dalimunte, Lubis, Nasution, Tanjung, Harahap dan lainnya.
Salah satu tradisi Mandailing ini seperti Mangambat, yaitu upacara untuk menghalangi pengantin wanita yang akan dibawa oleh pengantin pria, dan tradisi etnis Mandailing lainnya. Selain itu bahasa yang digunakan adalah Bahasa Batak Mandailing.