Negara Penghasil Kobalt Terbesar di Dunia, Ada Indonesia?

Negara Penghasil Kobalt Terbesar di Dunia, Ada Indonesia?

Travel | BuddyKu | Rabu, 27 September 2023 - 08:45
share

IDXChannel - Indonesia diprediksi akan menyusul Kongo menjadi produsen kobalt terbesar nomor satu dunia. Indonesia telah menyumbang hampir lima persen dari produksi kobalt global dan melampaui produsen yang sudah mapan seperti Australia dan Filipina.

Kobalt menjadi salah satu bahan dasar pembuatan baterai untuk kendaraan listrik ( electric vehicle /EV) dan alat-alat berbasis elektronik lainnya. Kobalt kini mengalami perubahan signifikan dalam lanskap produksi globalnya.

Cadangan Kobalt tersebar ke sejumlah negara di dunia, temasuk Indonesia. (Lihat tabel di bawah ini.)

Republik Demokratik Kongo (DRC) telah lama menjadi produsen kobalt terbesar di dunia, dengan menyumbang 73% dari produksi global pada 2022.

Namun, menurut Cobalt Institute sebagaimana dilansir pada Visual Capitalist , dominasi Republik Demokratik Kongo diproyeksikan menurun menjadi 57% pada 2030 karena Indonesia meningkatkan produksi kobalt sebagai produk sampingan dari industri nikel yang berkembang pesat.

Pada 2022, produksi kobalt Indonesia melonjak hingga hampir 9.500 ton dari 2.700 ton di tahun sebelumnya, dan berpotensi meningkatkan produksi sebesar sepuluh kali lipat pada 2030.

Pertumbuhan eksponensial sektor kendaraan listrik diperkirakan akan mendorong peningkatan permintaan kobalt global sebesar dua kali lipat pada 2030.

Melihat perubahan produksi kobalt yang signifikan, hal ini bukannya tanpa tantangan. Anjloknya harga kobalt, yang turun hampir 30% tahun ini menjadi USD13,90 per pon atau setara dengan Rp215.450/pon (kurs 15.500 per dolar), sangat berdampak pada Kongo.

Selain itu, prospek jangka panjang kobalt di Kongo dapat menghadapi hambatan karena adanya upaya untuk mengurangi penggunaannya sebagai bahan kimia baterai.

Kekhawatiran hak asasi manusia (HAM) dan dugaan pekerja anak di tambang kobalt Kongo menjadi penyebabnya.

Meskipun ada upaya untuk menggantikan kobalt dalam aplikasi baterai, kobalt diperkirakan akan tetap menjadi bahan mentah penting untuk seluruh rantai pasokan baterai dalam waktu dekat. Permintaan kobalt diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030 menjadi 388.000 ton. (ADF)

Topik Menarik